Desain Sistem Penunjuk (Signage Design) merupakan sarana yang penting untuk membina sistem kognitif ruangan. Dia bukan hanya penunjuk informasi jalan yang sederhana, yang digunakan untuk mengalirkan arus manusia dan kendaraan, tapi juga suatu ungkapan konten budaya, yang sanggup meningkatkan kadar kognisi lingkungan.

  Desain Sistem Penunjuk Kampus Shanghai International Studies University itu menerapkan kombinasi proporsi rasio emas (Golden Ratio) agar sifat potensial seperti menuntut kesempurnaan dan keunggulan yang termuat oleh SISU bisa dijelmakan. Pada sisi ornamen lingkaran, gambaran buku dari lencana universitas SISU dan garis yang menyerupai punggung buku benang klasik dipadukan dengan harmonisnya. Sementara itu, garis lintang dan garis bujur bumi juga dimasukkan ke dalamnya dan dijadikan sebagai unsur-unsur aksesori, di mana konsep penataan SISU “Menafsirkan Jagat Raya, Menciptakan Masa Depan” terefleksi. Bentuk desain tersebut semuanya sepadan dengan apa yang semestinya ditampilkan oleh SISU kepada publik, dan juga dimaksudkan untuk membina pencitraan SISU sebagai sebuah universitas yang internasional.

  SISU Blue yang telah ditetapkan sebagai warna simbolis SISU banyak digunakan dalam Desain Sistem Penunjuk. Misalnya, perubahan transparansi warna biru yang berangsur-angsur merepresentasikan peradaban samudra yang cemerlang, sementara digabungkan dengan warna kuning yang mengindikasikan peradaban daratan yang luas, kombinasi keduanya melambangkan bersatu padunya peradaban samudra dengan daratan, serta keterbukaan dan toleransinya terhadap budaya Tionghoa maupun luar negeri.

  Pentransformasian sistem kali ini utamanya ditujukan pada ruang di luar, dijumlahkan ada 142 titik di semua kampus Hongkou dan Songjiang yang masing-masing mencakup rambu informasi keseluruhan gerbang, rambu informasi penyaluran arus manusia, rambu nama gedung, rambu nama jalan raya, rambu tempat parkir kendaraan bermotor, rambu tempat parkir kendaraan tidak bermotor, kolom propaganda pengumuman, papan pepatah dengan berbagai jenis bahasa, rambu peringatan kendaraan, rambu informasi penyaluran kendaraan, rambu halte bis sekolah dan lain-lain. 

  Pemposisian titik-titik tersebut dan ukurannya telah lulus dari perhitungan yang profesional. Jalur berjalan, titik konvergen puncak arus manusia, kadar kecocokan dengan lingkungan sekitarnya bahkan unsur-unsur dalam bidang ergonomika semuanya sudah dicermati dan dipertimbangkan dengan teliti. Pada satu sisi, permintaan sehari-hari seperti mencari tempat atau memakainya bisa terpenuhi, supaya tempat persis seorang berada bisa diketahuinya; pada sisi lain, informasi yang ditampilkan di situ bisa lebih mudah dan nyaman dilihat dan dirujuk oleh arus manusia yang berlalu-lalang.

  Kolom propaganda pengumuman yang didesain secara serba baru itu juga telah dipasang pada tempat semestinya. Etalasenya dibuat dari bahan magnetik, itu bukan hanya bisa memudahkan penggantian isinya, tapi juga bisa secara efektif menghindari kerusakan akibat penggunaan pita perekat, lem dan material lain yang bersifat perekat. Pihak pengelola universitas juga akan menata fenomena penempelan poster dan plakat di dalam kampus dengan lebih lanjut, secara tegas menafikan iklan dan reklame yang masuk dari luar kampus, menuntun para dosen dan siswa secara baik dan benar memakai fasilitas-fasilitas propaganda tersebut, dan mendukung mempublikasikan pengumuman dengan layar elektronik atau cara pindai Kode QR.

  Papan pepatah-petitih yang masih berkilauan itu adalah pusat perhatian sistem tersebut. 24 jenis bahasa, 24 penggalan moto, ada yang dituturkan oleh filsuf masa kuno, ada pula yang diujarkan oleh cendekiawan masa kini. Dengan wadah seperti puisi yang indah, karangan yang muluk, mereka menyemangati para pelajar agar tegak hidup, rajin belajar. Pada saat singgah di depan perpustakaan, anda dapat melihat Borges sedang berseru “Kahyangan haruslah berupa perpustakaan”, dapat mendengar suara hati Kant tentang “ruang angkasa di atas kepala” dan “hukum nurani”. Pada saat mengeluyur di tepi danau yang berliku-liku, bisikan Gorky “cintailah buku, cintailah jiwa” sayup-sayup terdengar, dan pemuliaan Russell atas ilmu, cinta dan simpati tentunya akan menggelorakan perasaanmu. Konfusius, Plato, Gibran, Rousseau… nama-nama tersohor yang melintasi masa kuno sampai masa kini itu membuat SISU lebih kental dengan suasana humanisme.