Sejak penutupan sementara Shanghai International Studies University(SISU) pada bulan Maret yang dipengaruhi oleh pandemi, mahasiswa internasional universitas telah secara sukarela bergabung dengan pekerjaan mencegah wabah Omicron di kampus.

 Isi dari kerja sukarela tersebut antara lain pengecekan jumlah mahasiswa, persiapan tes asam nukleat untuk mahasiswa internasional, dan pengumpulan hasil tes.

Misalnya, Liyicatalina Wuxu (nama China: Wu Liyi), seorang mahasiswa internasional dari Kolombia, tidak ragu untuk mendaftar sebagai anggota tim relawan asrama ketika kampus pertama kali memasuki penguncian sementara.

Dia bertanggung jawab untuk memeriksa jumlah siswa di setiap asrama pada pukul 10 malam. setiap hari, mencatat hasil asam nukleat dan menanyakan apakah ada siswa yang merasa tidak enak badan. Ia juga berpesan kepada siswa untuk turun ke bawah dan berbaris rapi saat melakukan tes asam nukleat.

"SISU seperti rumah saya meskipun saya belajar di luar negeri. Saya ingin memberikan kontribusi saya sendiri untuk pencegahan pandemi,"katanya, "Pengalaman menjadi sukarelawan tak terlupakan meskipun jadwal kerja saya tidak banyak berubah dari hari ke hari."

Selama masa relawan, Wu Liyi dari Kolombia telah membuat sekelompok teman yang berpikiran sama dan telah merasakan kegembiraan dan kepuasan menjadi relawan. "Melalui pekerjaan sukarela ini, saya merasakan kehangatan universitas dan memiliki rasa milik yang kuat."

Nemati Sina, seorang mahasiswa PhD bidang Linguistik dari Iran yang tinggal di Kampus Songjiang SISU tidak hanya membantu mahasiswa SISU tetapi semua mahasiswa asing di Shanghai.

Selama tes asam nukleat awal, Sina menemukan bahwa orang asing tidak dapat menggunakan paspor mereka untuk verifikasi nama asli di Healthcare Cloud (platform pencatatan hasil asam nukleat) dan harus mendaftarkan nomor paspor mereka dengan tangan sebelum tes.

Masalah ini diselesaikan segera setelah dia melapor ke fakultas dan mengirim email ke layanan pelanggan Shanghai Healthcare Cloud.

Bagi mahasiswa internasional yang tidak ikut kerja sukarela secara langsung, mengikuti aturan baru manajemen di bawah penguncian tampaknya dapat berkontribusi pada pencegahan pandemi.

Seperti yang dikatakan Mohamed Salaheldin Mohamed Ahmed, seorang mahasiswa PhD dari Sudan, "Saya orang asing tetapi saya bukan orang luar. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mencegah dan mengendalikan pandemi dan harus berusaha sendiri untuk melakukannya. "