Kontak Media

SISU News Center, Office of Communications and Public Affairs

Tel : +86 (21) 3537 2378

Email : news@shisu.edu.cn

Address :550 Dalian Road (W), Shanghai 200083, China

Membaca Terkait

Huang Qi: Pilih peluang pendidikan bagi “anak-anak Bintang”


11 March 2021 | By idadmin | SISU

Seorang profesor dari Universitas Pelajaran Internasional Shanghai (SISU) mengusulkan penelitian mengenai pendidikan bagi anak-anak autis pada saat Konferensi permusyawaratan politik rakyat Tiongkok (KPPRT). Acara ini dilaksanakan pada 30 Maret 2021 di Beijing.

Seorang profesor dari sekolah hukum SISU yang bernama Huang Qi menyampaikan “Kita memiliki sekolah luar biasa bagi anak yang tuli, bisu dan buta. Oleh sebab itu kita juga harus menyediakan sekolah luar biasa bagi anak-anak autis!”

Seperti yang diketahui bahwa anak autis tak bisa menyesuaikan diri dengan baik di sekolah umum maupun di Sekolah Luar Biasa. Hal ini dikarenakan tempat di mana mereka belajar bersama dengan anak-anak yang cacat intelektual.

Anak autis tidak dapat mengikuti akademis yang berat dan tatanan kelas yang ketat, layaknya pengajaran terhadap anak normal.  Sesudah menderita efek belajar yang  buruk dan evaluasi diri yang negatif, beberapa anak autis terpaksa putus sekolah.

Menurut Huang, anak-anak autis ternyata mampu belajar dan berperilaku secara baik jika menemukan lingkungan cocok,  metode pengajaran yang spesifik dan pelatihan yang tepat. “Mereka hanya perlu lebih banyak waktu.” Ujar Huang.

Seorang ayah yang memiliki anak autis pernah memberitahu Huang bahwa sekolah di Amerika Serikat memberi anaknya dua atau lebih banyak kali lipat waktu untuk ujian. Oleh sebab itu anaknya sekarang telah menjadi sutradara film.

“Dia mungkin tak bisa menyelesaikan ujian dalam waktu standar tapi jika diberi dua kali lipat, dia bahkan mampu memperoleh nilai 100,” ujar ayah tersebut.

Pada dasarnya sekolah bagi anak autis sangat dibutuhkan tetapi sayangnya langka di Tiongkok.

Huang lebih menyarankan untuk menyediakan pelatihan bagi para guru karena menurutnya guru adalah prioritas utama untuk sekolah luar biasa bagi anak autis.

Dia juga mengimbau untuk melakukan diagnosis dan intervensi dini, serta pengobatan dengan jangka panjang. Misalnya melakukan skrining medis dimulai dari prasekolah. Anak-anak dengan gejala autisme ringan dapat bersekolah di sekolah umum, sedangkan anak dengan gejala parah bersekolah di sekolah luar biasa.

Huang mengatakan “Jika pengobatannya dilakukan sedini mungkin maka akan lebih efektif.”

Pada tahun yang lalu, usulan Huang mengenai kebijakan yang mendukung keluarga dan organisasi anak-anak autis mendapat banyak respons yang positif.

Federasi Orang Cacat Tiongkok menjawab bahwa mereka akan mencepatkan pembangunan fasilitas rehabilitasi standar yang diperuntukkan bagi anak-anak autis. Kemudian, mereka akan memperkuat pengawasan dan melaksanakan pelatihan secara profesional.

Beberapa keluarga dan himpunan anak-anak autis di Shanghai juga mendatanginya untuk mengilhaminya. Angel Salon adalah salah satu proyek amal untuk anak-anak autis dan mereka juga mengundangnya berkonser luar biasa  yang dipertunjukkan oleh anak-anak autis.

Anak-anak di Angel Salon diajarkan bernyanyi, manari dan memainkan alat musik, kecuali bahasa Mandarin dan matematika. Angel Salon didukung oleh Federasi amal Shanghai (Shanghai Charity Foundation) dan diprakarsai oleh Cao Peng serta konduktor Orkestra Simfoni Shanghai dan Cao Xiaoxia beserta putrinya.

“Dibantingkan dengan satu model pendidikan yang digunakan untuk semua, musik dapat membuka telinga dan hati anak-anak, selain itu dapat mengaktifkan kemampuan mereka dalam  berkomunikasi.” Ujar Huang.

Pendidikan luar biasa hanyalah sebagai langkah awal untuk perjalanan panjang anak-anak autis. Huang mengakui bahwa topik ini sangatlah besar di masyarakat.

Autisme dianggap sebagai kelainan neurologis dan genetik seumur hidup yang menyebabkan kesulitan dalam memahami informasi lisan dan pemrosesan sensori.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) autisme merupakan penyakit kesehatan masyarakat yang bertumbuh paling cepat. Menurut tim peneliti rumah sakit anak-anak Universitas Fudan, pada September 2020, Tiongkok sudah memiliki prevalensi autisme 0.7%, yaitu dalam setiap 143 orang ada seorang anak autis.

Terakhir Huang mengatakan: “‘Anak-anak binatang’ mungkin tak dapat melihat mata kita, tetapi mereka membutuhkan perhatian kita. Mereka mungkin tak bisa mengekspresikan diri  dengan tetap, namun mereka tetaplah membutuhkan kehormatan dari kita.”

Berbagi:

Kontak Media

SISU News Center, Office of Communications and Public Affairs

Tel : +86 (21) 3537 2378

Email : news@shisu.edu.cn

Address :550 Dalian Road (W), Shanghai 200083, China

Membaca Terkait