Kontak Media
SISU News Center, Office of Communications and Public Affairs
Tel : +86 (21) 3537 2378
Email : news@shisu.edu.cn
Address :550 Dalian Road (W), Shanghai 200083, China
Membaca Terkait
Pertama kali lomba pidato bahasa Indonesia secara nasional di China, Forum Pemuda China-Indonesia bahas peningkatan hubungan bilateral
17 November 2019 | By M. Irfan Ilmie | ANTARA
Beijing (ANTARA) - Untuk pertama kalinya pidato berbahasa Indonesia diperlombakan secara nasional di China, Sabtu(16/11), diikuti 26 peserta yang terbagi dalam dua kategori.
Lomba yang digelar di gedung Perpusataan Beijing Foreign Studies of University (Beijing Wai Guo Yu Da Xue/BFSU) itu diikuti para mahasiswa China jurusan Bahasa Indonesia.
Setiap perguruan tinggi yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia di Beijing, Tianjin, Guangdong, Shaanxi, Jilin, Yunnan, Guangxi, Zhejiang, dan Hainan mengirimkan wakilnya untuk belomba di dua kategori, yakni tingkat dasar dan tingkat lanjutan.
Setiap peserta diberi kesempatan menyampaikan pidatonya tentang China dan Indonesia selama 5 menit ditambah sesi pertanyaan dari dewan juri juga 5 menit.
Untuk memikat para anggota dewan juri, para peserta, baik pria maupun wanita, mengenakan busana khas Nusantara, seperti kebaya, kamen, udeng, dan batik.
Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya memberi hadiah khusus kepada para pemenang berupa tiga tiket pesawat Beijing-Denpasar PP berikut akomodasi selain juga piala dan piagam.
"Hadiah ini kami berikan untuk musim liburan bulan Februari. Para pemenang bisa mengunjungi kampus perguruan tinggi di Indonesia karena di sana Februari aktif perkuliahan," ujarnya.
Sebelum perlombaan dimulai, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan Duta Besar China untuk Indonsia Xiao Qian juga memberikan pesan semangat kepada para peserta melalui video telekonferensi.
"Saya berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat hubungan kedua negara," ujar Dubes Xiao dalam pesan audio visualnya yang diputar di arena perlombaan.
Wakil Rektor BFSU Prof Yan Guohua merasa terhormat karena kampusnya dipilih sebagai tempat penyelenggaraan ajang kompetisi tersebut.
"Lomba ini tidak hanya untuk ajang persaingan, melainkan juga sebagai perekat komunikasi antarkedua bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Emi Emilia mengaku kagum atas kemampuan berbahasa Indonesia para peserta.
"Kami sendiri merasa kesulitan untuk menentukan pemenang karena semua peserta memiliki kemampuan yang nyaris sama. Bahkan daya serap para mahasiswa sini jauh lebih bagus daripada mahasiswa kami di Indonesia yang belajar bahasa asing," ujar perempuan yang dalam kesempatan tersebut bertindak sebagai ketua dewan juri.
Untuk tingkat dasar, pesertanya berasal dari kalangan mahasiswa yang baru berlajar Bahasa Indonesia selama satu tahun, sedangkan tingkat lanjutan untuk mereka yang sudah belajar dua tahun atau lebih.
Selain dari Kemendikbud RI, dewan juri berasal dari Univeritas Indonesia dan LKBN Antara.
Forum Pemuda Tingkat Tinggi China-Indonesia 2019 membahas peningkatan hubungan bilateral antarmasyarakat kedua negara pada masa-masa mendatang.
Kegiatan yang digelar di kampus Beijing Foreign Studies University (BFSU), Minggu, itu menghadirkan 50 pembicara dari 50 perguruan tinggi di kedua negara.
Sehari sebelum forum pertemuan digelar, diadakan Kejuaraan Nasional Pidato Berbahasa Indonesia di tempat yang sama dengan diikuti oleh 26 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dari sejumlah perguruan tinggi di China.
"Pemahaman bahasa bisa memperkuat hubungan kedua bangsa. Tidak ada pilihan bagi kita, kecuali saling mempererat hubungan dalam menyongsong masa depan," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun saat membuka forum tersebut.
Ia pun berharap makin banyak warga negara Indonesia yang bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Mandarin.
"Sebaliknya kami juga berharap makin banyak warga Tiongkok yang menjadi penutur bahasa Indonesia," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu menambahkan.
Sementara itu, Wakil Rektor BFSU Prof Yan Guohua merasa terhormat perguruan tinggi yang dipimpinnya bisa menyelenggarakan kegiatan yang dianggap sebagai perekat kedua bangsa yang telah memiliki hubungan selama hampir 70 tahun itu.
Ia menyebutkan bahwa kampusnya memiliki 101 jurusan bahasa asing dan telah berkontribusi melahirkan 400 lebih duta besar dan 2.000 lebih konsuler China.
"Sejak 1962 kami telah membuka jurusan Bahasa Indonesia. Kemudian pada 2012 kami juga telah mengajarkan mata kuliah Bahasa Jawa. Sampai saat ini lebih dari 100 mahasiswa kami di jurusan Bahasa Indonesia," ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Emi Emilia bertindak selaku kepala delegasi Indonesia yang terdiri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sumatra Utara.
Delegasi China berasal dari BFSU, Guangxi Minzu University, Tianjin Foreign Studies University, Xi'an International Studies University, Guangdong University of Foreign Studies, University of Information Technology, China Institutes of Contemporary International Studies, Jilin International Studies University, Hainan Foreign Language College, Hebei Normal University, Beijing Language and Culture University, Yunnan Foreign Language Institute, dan Fujian Normal University.
"Kami berharap kegiatan ini nantinya menghasilkan 'blue print' yang bisa disebarkan kepada para pemuda dari kedua negara terutama untuk meningkatkan peran kaum milenial," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya.
Kontak Media
SISU News Center, Office of Communications and Public Affairs
Tel : +86 (21) 3537 2378
Email : news@shisu.edu.cn
Address :550 Dalian Road (W), Shanghai 200083, China