Pada tanggal 6, November, Saya berkunjung ke Kampung Naga untuk Edutrip dengan para mahasiswa dari Unpad. Jam 8 pagi, bus kami berangkat menuju ke Kampung Naga dengan kursinya penuh diduduk. Kira-kira dua jam kemudian, bus kami sampai di tempat parkir. Waktu turun dari bus, kelihatan papan yang ditulis di atasnya slogan Selamat Datang di Kampung Naga. Kami mulai antre dan langsung pergi ke Kampung Naga itu. Adanya tangga batu yang banyak. Kami turun dari tangga batu sambil mendengar penjelasan dari Pak Guru. Tampak sungai mengelilingi kampung ini, serangga berbunyi secara tak henti-henti. Udara segar, suasana damai. Alam semesta memberikan lingkungan yang indah serta sumber yang kaya kepada penduduk di sini. Hampir 20 menit kemudian, kami tiba di Kampung Naga.

Semuanya begitu alamiah dan tradisional. Ibu-ibu berjemur padi, anak-anak bermain-main. Padi-padi yang emas merefleksi cahaya dari matahari. Kadang-kadang ada kucing-kucing yang berjemur di sekitar padi pula. Sebentar lagi, kami memasuki langgar satu-satunya di Kampung Naga ini. Bapak-bapak memperkenalkan keadaan Kampung Naga dan menjawab beberapa pertanyaan dari mahasiswa peserta. Saya mendengar sambil melihat-lihat langgar ini. Langgar ini sederhana, dan dibangun dengan papan bambu serta papan kayu. Atapnya melengkung ke atas dari empat sudut sehingga hujan akan mengalir ke bawah dengan begitu mudah jika dialami musim hujan yang panjang. Meksipun di luar langgar ini agak panas, di dalamnya sejuk banget. Katanya suhu di dalam langgar ini tidak berubah banyak, maka orang-orang tidak pernah merasa terlalu dingin atau panas kalau tinggal di sini. Di dalam bangunan ini juga tampak beberapa alat musik yang seperti topi; alat musik tersebut digantung di dua belah dinding.

Setelah bagian tanya-jawab itu selesai, kami keluar. Pak Guru mengajak kami berjalan-jalan dan melihat-lihat. Sepanjang perjalanan itu, kami mengetahui bangunan tradisional di Kampung Naga lebih mendalam. Sementara itu, kami pun melihat berbagai jenis alat dari orang asli yang digunakan sebagai pembantu untuk keperluan mereka sehari-hari. Secara khusus kami cermati gergaji dari seorang tukang tua. Selain itu, kami mendapatkan beberapa kolam ikan. Adanya berbagai ragam ikan berenang dengan santainya. Ikan-ikan berwarna-warni. Sesekali ada anak-anak memasukkan kakinya ke dalam kolam ikan ini. Di samping adanya lingkungan alamiah, juga adanya banyak oleh-oleh dijual. Sebagian besar oleh-oleh tersebut dibuat dari bambu, ada seruling, ada papan nama, ada cangkir bambu dan sebagainya.

Waktu jam 1 sore, kami kembali ke langgar untuk makan siang. Makanannya enak, ada ikan goreng, ada ayam goreng, ada soto Bandung dan juga ada pisang. Per dua mahasiswa duduk menghadapi satu sama lain. Suasana di dalam langgarnya ramai sekali.

Setelah makan, Pak Guru berkata bahwa kami boleh bergerak dengan bebas. Makanya, kami berjalan-jalan lagi, naik gunung dan ambil foto bersama-sama.

Sampai jam 3 sore saat kami harus kembali dan berkumpul. Sebelum kembali ke tempat parkir, mahasiswa-mahasiswi berdoa lebih dulu. Setelah itu, kami berangkat. Sepanjang perjalanan pulang, kami berbicara tentang pengalaman yang khusus hari ini, menyanyi dan bergembira. Saya memperkenalkan diri dan menyampaikan rasa terimakasih kepada setiap mahasiswa. Walaupun saya lelah setelah semua kegiatan dari Edutrip Kampung Naga, saya merasa senang dan puas. Yang paling penting itu adalah saya bertemu dan bersahabat dengan mahasiswa-mahasiswi yang baik.

Penulis: Kou Guizhi(Siswa Kelas-2 Jurusan Bahasa Indonesia)

Guru Pembimbing: Yu Qian